Translate

10 June 2014

Suamiku Hobi Pakai Obat Kuat

Untuk urusan seksual, pria memang tak pernah benar-benar pede. Banyak pria yang rela melakukan apa saja agar terlihat perkasa di tempat tidur, termasuk mengonsumsi obat kuat. Menurut konsultan seks dr. Ferryal Loetan, banyak sekali kaum adam yang salah kaprah akan definisi, penggolongan, hingga fungsi obat yang dapat mendongkrak stamina seksual pria ini. Tambah dr. Ferryal, definisi ‘obat kuat’ saja sebenarnya sudah keliru.  Kalau begitu, bagaimana definisi yang benar? Apa yang harus dilakukan para istri yang suaminya gemar mengonsumsi obat kuat?

LAIN JENIS, LAIN KHASIAT

Menurut dr. Ferryal, obat-obatan untuk meningkatkan kualitas hubungan seksual dibagi menjadi 3 macam. Pertama, obat yang memperbaiki gangguan fungsi seksual pada pria. ”Gangguan fungsi seksual sendiri bisa dikategorikan lagi menjadi tiga. Pertama, yang berelasi dengan ejakulasi, seperti ejakulasi dini atau post ejakulasi (ejakulasi yang terlalu lama). Kedua, yang berelasi dengan ereksi, misalnya impoten. Dan ketiga, yang berhubungan dengan orgasme, misalnya saat berejakulasi, dia tidak merasakan kenikmatan,” jelas dr. Ferryal.

Kedua, obat afrodisiak, yang bahan bakunya mampu meningkatkan libido. Misalnya, muira puama (sejenis tumbuhan), pasak bumi, daun damianae dan yohimbine. Ketiga, suplemen dan vitamin yang dapat meningkatkan stamina.

Ada tiga zat inti yang dianggap paling berperan dalam mendongkrak kualitas seksual, yaitu Zn (seng), Ca (kalsium), dan Mg (mangan). “Ketiganya berperan untuk meningkatkan libido, memperbaiki persarafan, dan untuk pembentukan air mani,” papar dr. Ferryal.

Viagra, obat yang didewakan banyak pria, termasuk salah satu obat yang memiliki khasiat memperbaiki gangguan fungsi seksual. Namun, disfungsi seksual tak seluruhnya dapat ditangani oleh Viagra. Walau begitu, bukan lantas berarti dengan mengonsumsi Viagra (atau beberapa turunannya) si junior tetap perkasa dan tak pernah ‘tidur’. Pasalnya, bila ereksi yang bermasalah ini berkaitan dengan persarafan atau merupakan efek dari konsumsi obat lain, maka menelan Viagra sebanyak apa pun tak bakal ada pengaruhnya sama sekali.

Sementara, untuk masalah ejakulasi (khususnya ejakulasi dini), menurut dr. Ferryal, bisa diatasi dengan obat-obatan yang bersifat psikotropika. Obat ini berfungsi menurunkan ketegangan psikologis seseorang, karena umumnya mereka yang bermasalah dengan ejakulasi dini, libidonya sangat sensitif. Terangsang sedikit saja, sudah langsung ejakulasi.

Selain obat-obatan yang berkhasiat memperbaiki disfungsi seksual, yang juga laris manis di kalangan pria Indonesia adalah jamu-jamuan. Sesungguhnya, penggunaan jamu-jamuan pendongkrak keperkasaan ini hanya berkhasiat sedikit. Lebih untuk membuat tubuh menjadi lebih segar. Dan, kalau badan segar, urusan ranjang pun biasanya lebih lancar.

Tapi, dr. Ferryal menekankan, sebaiknya konsumsi jamu kuat pria ini pun tidak boleh sembarangan. Pasalnya, sekarang ini banyak perusahaan jamu yang nakal, dengan memasukkan sejumlah bahan kimia ke dalam kandungan bahan bakunya.

Menurut psikolog Roslina Verauli, mengonsumsi obat kuat untuk meningkatkan performa seksual lebih banyak dilakukan oleh para pria atau suami yang sesungguhnya tidak atau belum memerlukannya. “Biasanya, masalah mereka adalah karena pernah gagal in action, entah itu berupa ejakulasi dini atau sulit ereksi. Padahal, hal itu lumrah saja terjadi, misalnya saat dia sedang stres atau kurang fit,” kata Roslina.

Harus diakui, untuk urusan doping model begini, memang banyak pria yang sok jago. Pasalnya, mereka menganggap pria yang pergi ke dokter untuk mengatasi masalah keperkasaannya adalah pria yang lemah, selain karena gengsi jika ketahuan punya masalah keperkasaan.

Padahal, menurut dr. Ferryal, hukumnya adalah wajib untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum memakai obat-obatan pendongkrak keperkasaan tersebut. Ditegaskan dr. Ferryal, jika dosisnya tidak dikontrol, atau daya tahan tubuh si pria sedang lemah, atau dia sedang mengonsumsi obat lain yang berbahan baku nitrat, bisa mengakibatkan pingsan, stroke, dan bahkan nyawa melayang.

Kelebihan dosis obat kuat juga dapat menyebabkan kerusakan ereksi permanen. Pasalnya, penggunaan obat kuat yang tak semestinya dapat menimbulkan kondisi priapism, yaitu ereksi yang berkepanjangan. Hmm... semestinya, sih, para suami kapok jika mendengar risiko juniornya justru terancam tidur abadi!

TANDA-TANDA PEMAKAI OBAT KUAT
Nah, bagaimana cara istri mengenali suami yang gemar memakai obat dan jamu-jamuan perkasa ini? Menurut dr. Ferryal, gejala-gejala yang umum terlihat –selain jagoannya selalu terlihat kencang secara tidak alami-- adalah rasa panas di seluruh tubuh, kepala nyeri, dan mata memerah.

Dokter Ferryal menambahkan, obat yang memperbaiki disfungsi seksual pria juga tak boleh dikonsumsi setiap hari. Konsumsinya juga tidak boleh lebih dari satu setiap kali pakai.
Kalau suami ngotot tetap ingin mengonsumsi jenis-jenis obat per­kasa ini, dengan alasan untuk meningkatkan kualitas hubungan seksual dengan Anda, sebagai istri Anda harus bisa merayunya agar berkonsultasi dulu kepada dokter, dan membeli obat-obatan tersebut di apotek resmi dengan resep dari dokter. Memang, biasanya harganya lebih mahal ketimbang membeli dari agen-agen obat di pinggir jalan yang tak dijamin keasliannya. Bahkan, menurut dr. Ferryal, 90% obat kuat yang beredar bebas adalah obat palsu.

“Bentuknya memang sama, namun mutu dan takaran obatnya di bawah standar. Juga banyak ditemukan obat kuat palsu yang diracik dengan mencampurkan bahan lain, misalnya tepung laktos (warna putih, merah, cokelat) dan tepung tapioka,” ujar dr. Ferryal.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India